sementara itu untuk membiayai perawatan orang-orang tua/jompo, para bruder Budi Mulia memelihara sapi perah yang susunya kemudian dijual kepada masyarakat umum. Pada tahun 1935 Masehi para bruder Budi Mulia mulai membangun gedung Novisiat (tempat pendidikan calon biarawan/bruder), salah satu bruder pertama yang dididik disini adalah Bruder Angelus Manopo yang cukup lama berkarya. Bruder-bruder Budi Mulia kemudian mengelola tempat perawatan orang tua/jompo bekas pekerja timah dari Cina yang oleh masyarakat Pangkalpinang dikenal dengan nama Lo Ngin Buk (rumah bagi orang tua). Pemerintah kolonial Belanda menyerahkan kepada Gereja Katolik untuk mengelola fasilitas ini. Tempat perawatan orang tua/jompo bekas pekerja tambang timah dari Cina lainnya yang tersebar di seluruh pulau Bangka kemudian ditutup. Pada tahun 1934 Masehi, Pemerintah Kolonial Belanda menjadikan Pangkalpinang sebagai pusat perawatan orang tua/jompo bekas buruh-buruh tambang timah dari Cina.
0 Comments
Leave a Reply. |